ETIKA BISNIS
ETIKA BISNIS &
PRINSIP ETIKA dalam BISNIS
Nama/Npm : Sakha Kautsar /16212790)
:
Ernita /12212545)
:
Muhammad Ridanto/15212056)
Kelas :
4EA23
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan paper ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya.
Makalah ini bertemakan “Etika
Bisnis dan Prinsip Etika dalam Bisnis” yang berisikan hakekat etika bisnis,
etiket moral, hukum dan agama, klasifikasi dan konsepsi agama serta prinsip
otonomi, kejujuran dan keadilan.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan
Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan paper ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Bekasi, 02 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
........................................................................................................
2 DAFTAR ISI ....................................................................................................................
3
BAB 1 : PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
...........................................................................................
4
B.
PERMASALAHAN
............................................................................................
4
C.
TUJUAN
...........................................................................................................
4
BAB 2 : PEMBAHASAN
A.
Hakekat Etika Bisnis
.........................................................................................
5
B.
Definisi Etika dan Bisnis
....................................................................................
5
C.
Etiket Hukum, Moral, dan Agama .....................................................................
6
D.
Klasifikasi Etika
................................................................................................
6
E.
Konsepsi Etika ..................................................................................................
7
F.
Prinsip Otonomi, Keadilan, dan Kejujuran
......................................................... 8
G.
Hak dan Kewajiban Bisnis
................................................................................
10
H.
Teori Etika Lingkungan
....................................................................................
10
I.
Prinsip Etika di Lingkungan
..............................................................................
12
BAB 3 : PENUTUP
KESIMPULAN
.......................................................................................................
14
SUMBER
REFRENSI
..............................................................................................
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika bisnis
dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai yang tinggi. Biasanya dimulai dari perencanaan
strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh
budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen.
Haruslah
diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan
perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena : mampu
mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern
perusahaan maupun dengan eksternal, mampu meningkatkan motivasi pekerja, melindungi
prinsip kebebasan berniaga, mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Tidak bisa
dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra
produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan
beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan
maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi
nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki
peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula.
B. Permasalahan
1. Apa yang dimaksud Etika dan Bisnis?
2. apa saja klasifikasi dan konsepsi
Etika?
3. Apa yang dimaksud Prinsip otonomi,
Prinsip Keadilan dan Prinsip Kejujuran?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan untuk memenuhi tugas softskill mata
kuliah Etika Bisnis dalam membuat jurnal atau tulisan tentang Etika Bisnis.
Maksud dari penulisan ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui etika dalam berbisnis
2.
Dapat
mengetahui bagaimana etika bisnis yang baik agar klien tidak berpindah ke
perusahaan lain
3.
Dapat
memberikan informasi bagi penulis sendiri dan pembaca atas hasil penulisan ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakekat Etika Bisnis
Menurut
Drs. O.P. Simorangkir bahwa hakikat etika bisnis adalah menganalisis atas asumsi-asumsi
bisnis, baik asumsi moral maupun pandangan dari sudut moral.
Karena
bisnis beroperasi dalam rangka suatu sistem ekonomi, maka sebagian dari tugas
etika bisnis hakikatnya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang sistem
ekonomi yang umum dan khusus, dan pada gilirannya menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan tentang tepat atau tidaknya pemakaian bahasa moral untuk
menilai sistem-sistem ekonomi, struktur bisnis.
Contoh praktek etika bisnis yang
dihubungkan dengan moral :
Uang milik perusahaan tidak boleh
diambil atau ditarik oleh setiap pejabat perusahaan untuk dimiliki secara
pribadi. Hal ini bertentangan dengan etika bisnis. Memiliki uang dengan cara
merampas atau menipu adalah bertentangan dengan moral. Pejabat perusahaan yang
sadar etika bisnis, akan melarang pengambilan uang perusahaan untuk kepentingan
pribadi, Pengambilan yang terlanjur wajib dikembalikan.
B. Definisi Etika & Bisnis
kata
etika, Menurut bahasa Yunani, kata etika berawal dari kata ethos yang memiliki
arti sikap, perasaan, akhlak, kebiasaan, watak. Sedangkan Magnis Suseno
berpendapat bahwa etika merupakan bukan suatu ajaran melainkan suatu ilmu.
Kata
kedua adalah bisnis, yang diartikan sebagai suatu usaha. Jika kedua kata
tersebut dipadukan, yaitu etika bisnis maka dapat didefinisikan sebagai suatu
tata cara yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan berbisnis.
Dimana dalam tata cara tersebut mencakup segala macam aspek, baik dari
individu, institusi, kebijakan, serta perilaku berbisnis.
Etika
Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat, Perusahaan
meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika
Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional.
C. Etiket Moral, Hukum dan Agama
Dari asal katanya Ethics atau
Etika berarti moral sedangkan Ethiquetle atau Etiket berarti sopan santun.
Ciri-ciri Etiket
Ø Etiket
menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Diantara beberapa cara
yang mungkin, etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang diharapkan
serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu.
Ø Etiket
hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada saksi mata, maka maka etiket
tidak berlaku.
Ø Etiket
bersifat relatif artinya yang dianggap tidak sopan dala suatu kebudayaan, bisa
saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.
D. Klasifikasi Etika
Menurut buku yang berjudul “Hukum
dan Etika Bisnis” karangan Dr. H. Budi Untung, S.H., M.M, etika dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. Etika
Deskriptif
Etika
deskriptif yaitu etika di mana objek yang dinilai adalah sikap dan perilaku
manusia dalam mengejar
tujuan hidupnya sebagaimana adanya. Nilai dan pola perilaku manusia sebagaimana adanya ini tercemin pada situasi
dan kondisi yang telah membudaya di masyarakat
secara turun-temurun.
2. Etika
Normatif
Etika
normatif yaitu sikap dan perilaku manusia atau masyarakat sesuai dengan norma
dan moralitas yang ideal. Etika
ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan dinamika serta kondisi masyarakat. Adanya
tuntutan yang menjadi avuan bagi masyarakat umum
atau semua pihak dalam menjalankan kehidupannya.
3. Etika
Deontologi
Etika
deontologi yaitu etika yang dilaksanakan dengan dorongan oleh kewajiban untuk berbuat baik terhadap orang atau pihak lain
dari pelaku kehidupan. Bukan hanya dilihat dari akibat dan tujuan yang ditimbulakan oleh sesuatu kegiatan atau
aktivitas, tetapi dari sesuatu aktivitas
yang dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau pihak lain.
4. Etika
Teleologi
Etika
Teleologi adalah etika yang diukur dari apa tujuan yang dicapai oleh para
pelaku kegiatan. Aktivitas akan
dinilai baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang dicapai adalah sesuatu yang baik dan mempunyai akibat
yang baik. Baik ditinjau dari kepentingan pihak yang terkait, maupun dilihat dari kepentingan semua pihak.
Dalam etika ini dikelompollan menjadi
dua macam yaitu :
Ø
Egoisme : Egoisme yaitu etika yang baik menurut
pelaku saja, sedangkan bagi yang lain mungkin tidak baik.
Ø
Utilitarianisme : Utilitarianisme adalah etika
yang baik bagi semua pihak, artinya semua pihak baik yang terkait langsung
maupun tidak langsung akan menerima pengaruh yang baik.
5. Etika
Relatifisme
Etika
relatifisme adalah etika yang dipergunakan di mana mengandung perbedaan kepentingan antara kelompok pasrial dan
kelompok universal atau global. Etika ini hanya berlaku bagi kelompok passrial, misalnya etika yang sesuai
dengan adat istiadat lokal, regional
dan konvensi, sifat dan lain-lain. Dengan demikian tidak berlaku bagi semua
pihak atau masyarakat yang bersifat
global.
E. Konsepsi Etika
Konsep-konsep
dasar etika antara lain adalah (Bertens, 2002): (i) ilmu yang mempelajari
tentang tingkah laku manusia serta azas-azas akhlak (moral) serta kesusilaan
hati seseorang untuk berbuat baik dan juga untuk menentukan kebenaran atau
kesalahan dan tingkah Laku seseorang terhadap orang lain, antara lain :
1. Utilitarianisme
Utilitarianisme menyatakan bahwa suatu tindakan
diangap baik bila tindakan ini meningkatkan derajat manusia. Penekanan dalam
utilitarianisme bukan pada memaksimalkan derajat pribadi, tetapi memaksimalkan
derajat masyarakat secara keseluruhan. Dalam implementasinya sangat tergantung
pada pengetahuan kita akan hal mana yang dapat memberikan kebaikan terbesar.
2. Analisis Biaya-Keuntungan
(Cost-Benefit Analysis)
Pada dasarnya, tipe analisis ini hanyalah satu
penerapan utilitarianisme. Dalam analisis biaya-keuntungan, biaya suatu proyek
dinilai, demikian juga keuntungannya. Hanya proyek-proyek yang perbandingan
keuntungan terhadap biayanya paling tinggi saja yang akan diwujudkan.
3. Etika Kewajiban dan Etika Hak
Etika
kewajiban (duty ethics) menyatakan bahwa ada tugas-tugas yang harus dilakukan
tanpa mempedulikan apakah tindakan ini adalah tindakan terbaik. Sedangkan,
etika hak (right-ethics) menekankan bahwa kita semua mempunyai hak moral, dan semua
tindakan yang melanggar hak ini tidak dapat diterima secara etika, Etika
kewajiban dan etika hak sebenarnya hanyalah dua sisi yang berbeda dari satu
mata uang yang sama. Kedua teori ini mencapai akhir yang sama; individu harus
dihormati, dan tindakan dianggap etis bila tindakan itu mempertahankan rasa
hormat kita kepada orang lain. Kelemahan dari teori ini adalah terlalu bersifat
individu, hak dan kewajiban bersifat individu. Dalam penerapannya sering
terjadi bentrok antara hak seseorang dengan orang lain.
4. Etika Moralitas
Pada dasarnya, etika moralitas berwacana untuk
menentukan kita sebaiknya menjadi orang seperti apa. Dalam etika moralitas,
suatu tindakan dianggap benar jika tindakan itu mendukung perilaku karakter
yang baik (bermoral) dan dianggap salah jika tindakan itu mendukung perilaku
karakter yang buruk (tidak bermoral). Etika moral lebih bersifat pribadi, namum
moral pribadi akan berkaitan erat dengan moral bisnis. Jika perilaku seseorang
dalam kehidupan pribadinya bermoral, maka perilakunya dalam kehidupan bisnis
juga akan bermoral.
Dalam memecahkan masalah, kita
tidak perlu binggung untuk memilih konsep mana yang sebaiknya digunakan, sebab
kita dapat menggunakan semua teori itu untuk menganalisis suatu masalah dari
sudut pandang yang berbeda dan melihat hasil apa yang diberikan masing-masing
teori itu kepada kita.
F. Prinsip Otonomi, Kejujuran, dan Keadilan
Secara
umum, prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis tidak akan pernah lepas dari
kehidupan keseharian kita. Namun prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis
sesungguhnya adalah implementasi dari prinsip etika pada umumnya.
1. Prinsip
Otonomi
Orang bisnis yang otonom sadar
sepenuhnya akan apa yang menjadikewajibannya dalam dunia bisnis. la akan sadar
dengan tidak begitu saja mengikuti saja norma dan nilai moral yang ada, namun juga melakukan sesuatu
karena tahu dan sadar bahwa hal itu baik, karena semuanya sudah dipikirkan dan dipertimbangkan secara
masak-masak. Dalam kaitan ini salah satu
contohnya perusahaan memiliki kewajiban terhadap para
pelanggan, diantaranya adalah:
Ø Memberikan
produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik dan sesuai dengan tuntutan
mereka;
Ø Memperlakukan
pelanggan secara adil dalam semua transaksi, termasukpelayanan yang tinggi dan
memperbaiki ketidakpuasan mereka;
Ø Membuat
setiap usaha menjamin mengenai kesehatan dan keselamatanpelanggan, demikian
juga kualitas Iingkungan mereka, akan dijagakelangsungannyadan ditingkatkan terhadap
produk dan jasa perusahaan;
Ø Perusahaan
harus menghormati martabat manusia dalam menawarkan,memasarkan dan mengiklankan
produk.
2. Prinsip
Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama
jika tidak ada kejujuran, karena kejujuranmerupakan modal utama untuk
memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik berupa kepercayaan
komersial, material, maupun moril. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan
kebenaran. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang berkaitan dengan
kejujuran:
Ø Kejujuran relevan dalam pemenuhan
syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Pelaku bisnis disini secara prioritas saling
percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak jujur melaksanakan
janjinya. Karena jika salah satu pihak melanggar, maka tidak mungkin lagi
pihak yang dicuranginya mau bekerjasama lagi, dan pihak pengusaha lainnya
akan tahu dan tentunya malas berbisnis dengan pihak yang bertindak
curang tersebut.
Ø Kejujuran relevan dengan penawaran barang
dan jasa dengan mutu dan harga yang baik. Kepercayaan konsumen adalah
prinsip pokok dalam berbisnis. Karena jika ada konsumen yang merasa
tertipu, tentunya hal tersebut akan rnenyebar yang menyebabkan konsumen
tersebut beralih ke produk lain.
Ø Kejujuran relevan dalam hubungan kerja
intern dalam suatu perusahaan
yaitu antara pemberi kerja dan pekerja,
dan berkait dengan kepercayaan. Perusahaan akan hancur jika kejujuran
karyawan ataupun atasannya tidak terjaga.
3. Prinsip
Keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap
orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan kriteria yang
rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Keadilan berarti tidak ada
pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Salah satu teori mengenai
keadilan yang dikemukakan oleh Aristoteles adalah:
Ø Keadilan
legal. Ini menyangkut hubungan antara individu atau kelompok
masyarakat dengan negara. Semua pihak dijamin
untuk mendapat perlakuan yang sama sesuai dengan hukum yang berlaku.
Secara khusus dalam bidang bisnis, keadilan legal
menuntut agar Negara bersikap netral dalam memperlakukan semua
pelaku ekonomi, negara menjamin kegiatan bisnis yang sehat dan baik dengan
mengeluarkan aturan dan hukum bisnis yang berlaku secara sama bagi semua
pelaku bisnis.
Ø Keadilan
komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan yang adil antara orang yang
satu dan yang lain. Keadilan ini menyangkut hubungan vertikal antara
negara dan warga negara, dan hubungan horizontal antar warga negara. Dalam
bisnis keadilan ini berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu menyangkut pertukaran
yang fair antara pihak-pihak yang terlibat.
Ø Keadilan
distributif. Atau disebut juga keadilan ekonomi, yaitu distribusi ekonomi
yang merata atau dianggap adil bagi semua warga negara. Dalam dunia bisnis
keadilan ini berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama
sesuai dengan aturan dan ketentuan dalam perusahaan yang
juga adil dan baik.
4. Prinsip
Hormat terhadap Diri Sendiri
Prinsip
ini menekankan bahwa setiap manusia harus memperlakukan dirinya dengan hormat,
melakukan sesuatu yang bernilai pada dirinya. Kita wajib untuk menghormati
martabat kita sendiri. Pertama, kita tidak boleh membiarkan diri kita dipaksa untuk
melakukan sesuatu. Yang kedua, kita jangan membiarkan diri kita terlantar.
Hubungan
atara prinsip sikap baik, keadilan, dan hormat terhadap diri sendiri adalah
bahwa prinsip keadilan dan hormat terhadap diri sendiri merupakan syarat dari
prinsip kebaikan, dan prinsip sikap baik merupakan dasar dari prinsip keadilan,
bahwa seseorang berbuat baik maka ia menjunjung tinggi keadlian.
G. Hak dan kewajiban Bisnis
Dalam menjalankan etika bisnis,
setiap karyawan maupun direksi harus mengetahui pasti hak dan kewajiban mereka,
hak dan kewajiban mereka tergantung oleh keahlian dan tugasnya masing-masing,
pengertian Hak adalah kekuasaan
seseorang untuk melakukan sesuatu untuk melakukan sesuatu yang telah itentukan
oleh undang-undang. MIsalnya, hak mendapat pendidikan dasar, hak mendapt rasa
aman. Kewajiban merupakan hal yang harus dikerjakan atau dilaksanankan. Jika
tidak dilaksanankan dapat mendatangkan sanksi bagi yang melanggarnya. Jadi
pelaksanaan hak dan kewajiban haruslah seimbang.
H. Teori Etika Lingkungan
1) Teori
Antroposentrisme
Antroposentrisme adalah teori etika
lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.
Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan
ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik
secara langsung atau tidak langung.
2) Teori
Ekosentrisme
Ekosentrisme Berkaitan dengan
etika lingkungan yang lebih luas. Berbeda dengan biosentrisme yang hanya
memusatkan pada etika pada biosentrisme, pada kehidupan seluruhnya,
ekosentrisme justru memusatkan etika pada seluruh komunitas ekologis, baik yang
hidup maupun tidak. Karena secara ekologis, makhluk hidup dan benda-benda
abiotis lainnya saling terkait satu sama lain. Oleh karenanya, kewajiban dan
tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup. Kewajiban dan
tanggung jawab moral yang sama juga berlaku terhadap semua realitas ekologis.
3) Teori
Egosentris
Etika yang mendasarkan diri pada
berbagai kepentingan individu (self). Egosentris didasarkan pada keharusan
individu untuk memfokuskan diri dengan tindakan apa yang dirasa baik untuk
dirinya. Egosentris mengklaim bahwa yang baik bagi individu adalah baik untuk
masyarakat.Dengan demikian, etika egosentris mendasarkan diri pada tindakan
manusia sebagai pelaku rasional untuk memperlakukan alam menurut insting
“netral”.
4) Teori
Biosentrisme
Teori Biosentrisme mengagungkan
nilai kehidupan yang ada pada ciptaan, sehingga komunitas moral tidak lagi
dapat dibatasi hanya pada ruang lingkup manusia. Mencakup alam sebagai ciptaan
sebagai satu kesatuan komunitas hidup (biotic community), Biosentrisme memiliki
tiga varian, yakni, the life centered theory (hidup sebagai pusat), yang
dikemukakan oleh Albert Schweizer dan Paul Taylor, land ethic (etika bumi),
dikemukakan oleh Aldo Leopold, dan equal treatment (perlakuan setara),
dikemukakan oleh Peter Singer dan James Rachel.
5) Etika
Homosentris
Etika homosentris mendasarkan diri pada
kepentingan sebagian masyarakat. Etika ini mendasarkan diri pada berbagai model
kepentingan sosial dan pendekatan antara pelaku lingkungan yang melindungi
sebagian besar masyarakat manusia.
Etika homosentris sama dengan etika
utilitarianisme, jadi, jika etika egosentris mendasarkan penilaian baik dan
buruk suatu tindakan itu pada tujuan dan akibat tindakan itu bagi individu,
maka etika utilitarianisme ini menilai baik buruknya suatu tindakan itu
berdasarkan pada tujuan dan akibat dari tindakan itu bagi sebanyak mungkin
orang.
6) Etika
Ekosentris
Etika ekosentris mendasarkan diri
pada kosmos. Menurut etika ekosentris ini, lingkungan secara keseluruhan
dinilai pada dirinya sendiri. Etika ini menurut aliran etis ekologi tingkat tinggi yakni deep
ecology, adalah yang paling mungkin sebagai alternatif untuk memecahkan dilema
etis ekologis. Menurut ekosentrisme, hal yang paling penting adalah tetap
bertahannya semua yang hidup dan yang tidak hidup sebagai komponen ekosistem
yang sehat, seperti halnya manusia, semua benda kosmis memiliki tanggung jawab
moralnya sendiri.
7) TEOSENTRISME
Teosentrisme merupakan teori etika
lingkungan yang lebih memperhatikan lingkungan secara keseluruhan, yaitu
hubungan antara manusia dengan lingkungan. Pada teosentrism, konsep etika
dibatasi oleh agama (teosentrism) dalam mengatur hubungan manusia dengan
lingkungan.
8) Etika
Antroposentris
antroposentris yang menekankan
segi estetika dari alam dan etika antroposentris yang mengutamakan kepentingan
generasi penerus. Etika ekologi dangkal yang berkaitan dengan kepentingan
estetika didukung oleh dua tokohnya yaitu Eugene Hargrove dan Mark Sagoff.
Menurut mereka etika lingkungan harus dicari pada aneka kepentingan manusia,
secara khusus kepentingan estetika. Sedangkan etika antroposentris yang
mementingkan kesejahteraan generasi penerus mendasarkan pada perlindungan atau
konservasi alam yang ditujukan untuk generasi penerus manusia.
Etika yang antroposentris ini
memahami bahwa alam merupakan sumber hidup manusia. Etika ini menekankan
hal-hal berikut ini :
Ø Manusia
terpisah dari alam,
Ø Mengutamakan
hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab manusia.
Ø Mengutamakan
perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya
Ø Kebijakan
dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia
Ø Norma
utama adalah untung rugi.
Ø Mengutamakan
rencana jangka pendek.
Ø Pemecahan
krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya dinegara miskin
Ø Menerima
secara positif pertumbuhan ekonomi
I. Prinsip Etika di Lingkungan Hidup
Sebagai pegangan dan tuntunan
bagi prilaku kita dalam berhadapan dengan alam , terdapat beberapa prinsip
etika lingkungan yaitu :
1.
Sikap Hormat terhadap Alam : Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar
bagi manusia sebagai bagian dari
alam semesta seluruhnya
2.
Prinsip Tanggung Jawab : Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individu
melainkan juga kolektif yang
menuntut manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam
semesta dengan isinya.
3.
Prinsip Solidaritas : Yaitu prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan makluk
hidup lainnya sehigga mendorong manusia
untuk menyelamatkan lingkungan.
4.
Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian : Prinsip satu arah , menuju yang lain tanpa
mengaharapkan balasan, tidak
didasarkan kepada kepentingan pribadi tapi semata-mata untuk alam.
5.
Prinsip “No Harm” : Yaitu Tidak Merugikan atau merusak, karena manusia
mempunyai kewajiban moral dan
tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak akan mau merugikan alam secara tidak perlu
6.
Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam : Ini berarti , pola konsumsi
dan produksi manusia modern harus
dibatasi. Prinsip ini muncul didasari karena selama ini alam hanya sebagai obyek eksploitasi
dan pemuas kepentingan hidup manusia.
7.
Prinsip Keadilan : Prinsip ini berbicara terhadap akses yang sama bagi semua
kelompok dan anggota
masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian alam, dan dalam ikut menikmati
manfaat sumber daya alam secara lestari.
8.
Prinsip Demokrasi : Prinsip ini didsari terhadap berbagai jenis perbeaan
keanekaragaman sehingga prinsip ini
terutama berkaitan dengan pengambilan kebijakan didalam menentukan baik-buruknya, tusak-tidaknya, suatu
sumber daya alam.
9.
Prinsip Integritas Moral : Prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai
sikap dan prilaku moral yang
terhormat serta memegang teguh untuk mengamankan kepentingan publik yang terkait dengan sumber daya alam.
KESIMPULAN
Etika Bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan
dalam membangun hubungan yang adil dan sehat, Perusahaan meyakini prinsip
bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja
unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika
sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku, Etika Bisnis dapat menjadi
standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya
sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral
yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Beberapa poin yang bisa kita
jadikan pelajaran:
·
Dalam berbisnis kita juga harus mempunyai etika.
Jika etika kita kurang baik maka orang lain akan menilai anda secara negative.
·
Jika dalam hal sehari – hari kita sudah terbiasa
menerapkan etika yang baik maka akan terbiasa atau terbawa hingga kita bekerja.
·
Etika bisnis merupakan etika profesi yang
mempunyai banyak kaitan dengan kegiatan bisnis.
SUMBER REFRENSI:
Kuswahyudi, 2008, Etika Kita
Untuk Lingkungan Hidup, Surabaya
Dr. H. Untung Budi, S.H., M.M
tahun 2012 “ HUKUM DAN ETIKA BISNIS”, CV Andi Offset, Yogyakarta
Ernawan, Erni. 2011. Business Ethics.
Penerbit: Alfabeta. Bandung